Multiple
choice test atau yang lebih dikenal dengan tes pilihan ganda adalah sejenis tes
objektif yang masing-masing butir tes nya memiliki lebih dari dua pilihan
jawaban. Jumlah pilihan ini terdiri sekurang-kurangnya tiga, pada umumnya
empat, dan kadang-kadang lima. Dari lima pernyataan tersebut hanya terdapat
satu pernyataan yang benar atau jawaban kunci. Sedangkan yang lain nya adalah
jawaban/pernyataan yang difungsikan sebagai jawaban pengecoh. Secara harfiah
jawaban pengecoh digunakan untuk menguji/mengetes peserta sebagai alat ukur
kemampuan menguasai materi yang diujikan. Dengan jumlah pilihan yang lebih
banyak (dibandingkan dengan pilihan salah-benar) tes pilihan ganda memiliki
keampuhan dalam sifat menjebak, yaitu berkurang nya presentase kuatnya pilihan.
Hal ini bila dihitung secara matematis hasil setiap pernyataan akan
berpresentase sekitar 25% dari setiap pernyataan (pernyataan sebanyak 4 pilihan).
Sifat dari tes pilihan ganda meliputi beberapa rincian, yaitu ciri-ciri pokok,
kelebihan test pilihan ganda, kelemahan pilihan ganda, pengembangan dan
penggunaan tes pilihan ganda.
Kelebihan
tes pilihan ganda
Dengan
ciri-ciri atau penjelasan diatas, tentunya suatu metode mempunyai kelebihan
begitu pula kekurangan. Kelebihan-kelebihan pertama dari tes pilihan ganda ini
meliputi ;
1.
Peluang
sama untuk jawaban benar dengan sekedar menebak dibandingkan tes benar-salah
2.
Cakupan
materi tes yang lebih luas
3.
Cara
menjawab yang sederhana
4.
Pemeriksaan
jawaban yang lebih sederhana
5.
Analisis
yang lebih mudah dilakukan terhadap masing-masing butir tes maupun tes secara
keseluruhan karena sekedar didasarkan atas jumlah atau presentase termasuk
penghitungan realibilitas tes.
Kelemahan
tes pilihan ganda
Kelemahan
yang paling menonjol dalam penggunaan tes pilihan ganda adalah tersedianya
peluang yang terbuka lebar bagi peserta tes yang semata-mata didasarkan atas
tebakan. Hal ini sering kali terjadi karena peserta tes kurang memahami atau
bahkan sekedar menjawab tanpa berpikir dengan mencerminkan pemahaman/persoalan
seperti yang dirumuskan dalam pernyataan pokok. Cara umum yang bisa dilakukan
seorang pemakai tes untuk mengurangi resiko jawaban sekedar tebak adalah
merumuskan pilihan-pilihan itu sedemikian rupa sehingga menempatkan peserta tes
pada posisi untuk menentukan pilihannya berdasarkan nalar dan pengetahuannya.
Seperti, mengusahakan adanya kemiripan yang maksimal diantara pilihan-pilihan
jawabannya. Kemiripan-kemiripan itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,
antara lain pilihan yang sama panjang, terdiri dari jumlah kata yang sama dan
sebagainya.
Hal
lain yang pernah dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga untuk menekan
jawaban tebakkan yaitu dengan menggunakan sistem denda (correction for
quessing). Sistem denda ini didasarkan sebagai hukuman, walaupun sebagian orang
menganggap hal yang tak patut diseyogyakan sebab dianggap bermasalah.
Untuk
formula dari hukum denda (pengurangan skor):
SA = ∑ JB – (∑ JS: JA )
Dengan
kriteria sebagai berikut :
SA : = Skor akhir
∑
jb = Jumlah jawaban yang bwner
∑JS = Jumlah jawaban yang salah
JA = Jumlah pilihan jawaban setiap butir
Namun
permasalahan yang terjadi adalah dari mana seorang kolektor dapat mengatakan
bahwa jawaban yang terjadi adalah jawaban dengan cara sekedar tebakan? Oleh
karena tidak adanya kejelasan kriteria yang digunakan untuk menentukan jawaban
hasil tebakan sistem ini lebih banyak menjadi bagian dari sekedar wacana
teoritik tanpa ada penerapan dalam praktek.
Kelemahan
lain yaitu terkait dengan masalah validitas bagi pemakai tes jenis pilihan
ganda adalah dengan sekedar mengenali dan memilih salah satu pilihan jawaban,
tes pilihan ganda dianggap sekedar mampu menyadap kemampuan yang bersifat
pasif-reseptif. Sehingga yang terjadi cara semacam itu tidak memungkinkan
memperoleh kesan tentang kemampuan lain yang bersifat aktif-produktif untuk
mengungkapkan pikiran dalam bentuk wacana lisan atau tulis.
Pengembangan
tes pilihan ganda
Dengan
memperhatikan segala bentuk kelemahan dalam tes pilihan ganda, pengembangan dan
penggunaan tes pilihan ganda perlu dilakukan dengan mengusahakan dilakukan nya
langkah-langkah pencegahan yang menyangkut perumusan pernyataan pokok,
perumusan dan penyusunan pilihan jawaban (jawaban kunci dan pengecoh).
a.
Perumusan
pernyataan pokok
Pernyataan
pokok yang merupakan bagian awal dari suatu butir tes pilihan ganda dapat
berupa pernyataan yang harus disikapi atau pertanyaan yang harus dijawab. Dalam
hal ini sebaiknya pernyataan pokok sebaiknya merupakan pernyataan yang utuh dan
bukan merupakan kalimat yang belum selesai dan harus dilengkapi dengan salah
satu pilihan jawaban.
b.
Perumusan
dan penyusunan pilihan jawaban
Dalam
pembuatan perumusan masalah rumusan dan susunan pilihan jawaban haruslah sebaik
mungkin memaksa peserta tes untuk berfikir secara kritis sebelum menentukan
pilihan jawabannya . Secara garis besar hal ini dapat dilakukan dengan
mengusahakan agar pilihan-pilihan itu sejauh mungkin mirip satu sama lain dalam
berbagai hal, terutama dalam makna, dan kaitannya dengan pernyataan pokok serta
ciri-ciri kebahasaannya. Hal ini diupayakan agar peserta tes benar-benar
menggunakan pengetahuannya dalam menjawab soal-soal pilihan ganda tersebut.
Secara
garis besar bila hal ini dikesampingkan mempunyai efek yang sangat berisiko,
khususnya tujuan pengurangan jawaban secara random atau tebakan tidak dapat
dielakkan dan juga presentase hasil setiap butir nya menjadi berkurang.
Pilihan
jawaban yang baik adalah pilihan yang mirip satu sama lain, kemiripan itu
sedapat mungkin meliputi berbagai aspek, baik bentuk, makna maupun panjang
pendeknya kalimat, frasa atau kata-kata yang digunakan untuk merumuskannya.
Syarat kemiripan antar pilihan jawaban dari segi makna menuntut adanya hubungan
yang jelas, wajar, dan masuk akal antara pilihan jawaban dengan pernyataan
pokoknya. Selain dari sisi makna panjang pendeknya sebuah pilihan juga sangat
berpengaruh, sebab merupakan sisi lain dari kemiripan yang dipersyaratkan. Hal
itu ada kaitannya dengan kenyataan bahwa untuk dapat mengungkapkan jawaban yang
benar diperlukan penggunaan bahasa yang diperlukan penggunaan bahasa yang lebih
lengkap dan lebih panjang dari pada jawaban yang tidak benar. Dengan demikian
tes jenis pilihan ganda yang dimaksudkan untuk dijawab atas dasar pengertian.
Kehatian-kehatian
terakhir yang bersifat teknis yaitu peletakkan jawaban kunci. Hal ini untuk
mengurangi kecenderungan menjawab tanpa berfikir kritis, sebab apabila sebuah
kunci cenderung mengikuti sebuah pola maka tidak menutup kemungkinan
dugaan-dugaan dari peserta tes untuk menebak sebuah pola kunci jawaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar