Tanda-tanda
Ahlul Bidah
By ustadz puji
Ahlul bidah
memiliki tanda-tanda yang lengkap dan nampak sehingga mereka mudah dikenal.
Dalam al-Quran dan haditsnya Allah dan Rasul-Nya telah mengabarkan tentang
sebagian tanda-tanda mereka untuk dijadikan peringatan bagi umat dari bahaya
mereka dan larangan mengambil jalan hidup mereka. Para Salaf pun telah
menerangkan masalah ini.
Saya akan
menyampaikan sebagian dari tanda itu yang dengan tanda itu mereka membedakan
diri. Sebagai jembatan penolong supaya mengerti tentang mereka Insaya Allah.
Termasuk tanda-tanda mereka adalah:
1.
BERPECAH-BELAH
Sesungguhnya Allah taala telah mengabarkan tentang mereka dalam al-Quran. Ia berkata ,Janganlah kalian menjadi orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah datang kepada mereka keterangan. Dan mereka mendapatkan adzab yang besar. Ia berfirman,Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka (terpecah-belah menjadi beberapa golongan) tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat ini,Ayat ini secara umum menerangkan orang yang memecah-belah agama Allah dan mereka berselisih. Sesungguhnya Allah mengutus nabi-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar agar memenangkannya atas semua agama. Syariatnya adalah satu yang tidak ada perselisihan dan perpecahan padanya. Barang siapa yang berselish padanya maka merekalah golongan yang memecah belah agama seperti halnya pengikut hawa nafsu dan orang-orang sesat. Sesungguhnya Allah taala berlepas diri dari apa yang mereka lakukan.
Ibnu
Taimiyah menegaskan bahwa syiar ahli bidah adalah perpecahan,Oleh karena itu
al-Firqatun Najiah disfati dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah dan mereka adalah
jumhur dan kelompok terbesar umat ini. Adapun kelompok lainnya maka mereka
adalah orang-orang yang nyleneh, berpecah belah, bidah dan pengikut hawa nafsu.
Bahkan terkadang di antara firqah-firqah itu amat sedikit dan syiar
firqah-firqah ini ialah menyelisihi al-Quan, as-Sunnah serta ijma.
2. MENGIKUTI
HAWA NAFSU
Dialah sifat mereka yang paling kentara. Allah taala berkata mensifati mereka,
Maka kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan
Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.
Ibnu Katsir
berkata, Yakni ia berjalan dengan hawa nafsunya. Apa yang dilihat baik oleh
hawa nafsunya maka ia lakukan dan apa yang dilihatnya jelek maka ia tinggalkan.
Inilah manhaj Mutazilah dalam menganggap baik dan jelak denga logika mereka.
Nabi telah
mengabarkan bahwa hawa nafsu tidak akan terlepas dari ahli bidah dalam hadits
perpecahan di mana beliau mengatakan,Sesungguhnya ahli kitab terpecah dalam
agama mereka menjadi tujuh dua puluh millah dan sesungguhnya umat ini akan
terpecah menadi tujuh puluh tiga millah -yakni hawa nafsu- semuanya di neraka
kecuali satu millah yaitu al-Jamaah.
Sesunguhnya
akan muncul pada umatku beberapa kaum hawa nafsu mengalir pada mereka sabaimana
mengalirnya penyakit anjing dalam tubuh mangsanya. Tidak tersiksa darinya satu
urat dan persendian pun kecuali diamasukinya.
3. MENGIKUTI
AYAT-AYAT YANG SAMAR
Sifat mereka ini telah Allah kabarkan dalam firman-Nya,…Adapun orang-orang yang
dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat
yang samar untuk menimbukan fitanh dan untuk mencari-cari takwilnya.
Bukhari
meriwayatkan hadits dari Aisyah katanya,Rasulullah membaca ayat ini,Dialah yang
menurunkan al-quran kepada kamu di antara isinya ada aya-ayat yang muhkamat.
Itulah pokok-pkok isi ajaran al-Quran dan yang lain ayat-ayat mutasyabihat.
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka
mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan
untuk mencari-cari takwilnya …sampai ayat … orang-orang yang berakal. Ia
berkata, Rasulullah, berkata, Bila engkau melihat orang-orang yang mengikuti
ayat-ayat mutashyabihat maka merekalah yang Allah namakan sebagai orang-orang
yang harus dijauhi.
Dari Amiril
Mukminin Umar bin Al-Khathab katanya,Akan datang manusia mendebat kalian dengan
ayat-ayat mutaysabihat maka balaslah mereka dengan sunah-sunnah karena Ahlus
Sunnah lebih mengetahui akan kitabullah.
4.
MEMPERTENTANGKAN SUNNAH DENGAN AL-QURAN
Termasuk tanda ahli bidah adalah mempertentangkan al-Quran dengan sunnah dan
merasa cukup mengambil al-quran dalam pelaksanaan hukum-hukum syara sebagaimana
yang diberitakan Nabi: Seorang laki-laki hampir bersandar di atas ranjangnya
dibacakan haditsku lalu mengatakan,Antara kami dan kalian adalah kitabullah.
Perkara halal yang kita temukan padanya maka kita halalkan dan perkara haram
yang kita temukan padanya maka kita haramkan. Ketahuilah apa-apa yang
Rasulullah haramkam adalah sama dengan apa yang Allah haramkan.
Al-Imam
Al-Barbahari mengatakan :Bila kamu melihat seorang mencela hadits atau menolak
atsar /hadits atau menginginkan selain hadits, maka curigailah keislamnnya dan
jangan ragu-ragu bahwa dia adalah ahli bidah(pengikut hawa nafsu) Beliau
berkata:Bila kamu mendengar seorang dibacakan hadits di hadapannya tetapi ia
tidak menginginkannya dan ia hanya mengingnkan al-Quran maka janganlah kamu
ragu bahwa dia seorang yang telah dikuasai oleh kezindikan. Berdirilah dari
sisinya dan tinggalkanlah ia!
Mempertentangkan
sunnah dengan al-Quran dan menolaknya bila belum ditemukan pada al-Quran
apa-apa yang menguatkan sunnah, termasuk tanda ahli bidah yang paling kentara.
Nabi telah mengabarkannya sebelum terjadi dan benarlah beliau. Sekarang apa
yang beliau kabarkan telah terjadi. Sungguh kita mendengar dan membaca
peristiwa semisal itu dari sebagian ahli bidah pada jaman dulu. Hingga kita
melihat salah satu dari ahli bidah dan orang sesat jaman sekarang menghujat
kitab shahih Bukhari yang telah disepakati oleh umat ini keshahihannya.Ia yakin
bahwa padanya terdapat seratus dua puluh hadits yang tidak shahih yang ia sebut
sebagai hadits Israiliat. Ia menghilangkannya dan mempertentangkannya dengan
al-Quran kemudian ia bantah dan ingkari. Tampillah seorang tokoh ulama sekarang
menentang, meruntuhkan sybuhatnya (kerancuannya), menolak kebatilannya,
menampakkan penyimpangan dan kepalsuannya dengan karyanya untuk membantahnya
dan orang yang menempuh jalanya, ahli bidah. Semoga Allah membalas amalnya
dengan sebaik-baik pembalasan.
5. MEMBENCI
AHLI HADITS
Termasuk tanda ahli bidah adalah membenci dan mencela ahli hadits dan atsar.
Dari Ahamad bin Sinan al-Qaththan katanya: Dan tidaklah ada di dunia ini
seorang mubtadi pun kecuali membenci ahli hadits.
Abu Hatim
ar-Razi berkata,Tanda ahli bidah adalah mencela ahli hadits dan tanda orang
zindik adalah menamakan Ahlus Sunnah bengis. Dengan sebutan itu mereka
menghendaki hilangnya hadits.
6.
MENGGELARI AHLUS SUNNAH DENGAN TUJUAN MERENDAHKAN MEREKA
Termasuk tanda mereka adalah menggelari Ahlus Sunnah(yang bertolak belakang dengan sifat mereka) dengan tujuan merendahkan mereka.
Termasuk tanda mereka adalah menggelari Ahlus Sunnah(yang bertolak belakang dengan sifat mereka) dengan tujuan merendahkan mereka.
Abu Hatim
ar-Razi berkata:Tanda Jahmiah adalah menamakan Ahlus Sunnah
musyabbahah(menyerupakan Allah dengan mahluk). Ciri-ciri Qadariah adalah
menamakan Ahlus Sunnah mujabbirah(mahluk tidak mempunyai kehendak.) Ciri-ciri
Murjiaah adalah menamakan Ahlus Sunnah menyimpang dan mengurangi.Ciri-ciri
Rafidhah adalah menamakan Ahlus Sunnah nashibah(mencela Ali). Ahlus Sunnah
tidak digabungkan kecuali kepada satu nama dan mustahil nama-nama ini
mengumpulkan mereka.
Al-Barbahari
berkata,Dan orang yang tertutup(kejelekannya) adalah yang jelas ia
tertutup(kejelekannya) dan orang yang terbuka kejelekannya adalah orang yang
jelas aibnya. Bila kamu mendengar seorang mengatakan fulan Nashibi, ketahuilah
bahwa ia adalah Rafidly. Bila kamu mendengar seorang mengatakan fulan
musyabbihah atau fulan menyerupakan Allah dengan makhluk, ketahuilah bahwa ia
adalah Jahmy. Bila kamu mendengar seorang berkata tentang tauhid dan
mengatakan,Terangkan padaku tauhid!, ketahuilah bahwa ia adalah Kharijy dan
Mutazily. Atau mengatakan, fulan Mujabbirah atau mengatakan, dengan ijbar atau
berkata dengan adilm ketahuilah bahwa ia adalah Qadari karena nam-nama ini
bidah yang dibuat-buat oleh ahli bidah.
Syaikh
Ismail as-Shabuni mengatakan,Ciri-ciri ahli bidah amat jelas dan terang Sedang
tanda-tanda mereka yang paling jelas adalah sangat keras memusuhi para pemilkul
hadits, dan menghinakan mereka dan mengelari mereka
kaku,bodoh,dhahiri,(tekstual) musyabbihah(golongan yang menyerupakan Allah
dengan mahluk). Semua itu didasari keyakinan mereka bahwa hadits-hadts itu
masih berupa benda mentah (bukan ilmu). Dan yang dinamakna ilmu adalah ilham
yang dijejalkan setan kepada mereka, hasil dari olah akal mereka yang rusak,
intuisi hati nurani mereka yang gelap….
7. TIDAK
BERPEGANG DENGAN MADZHAB SALAF
Syaikhul Islam berkata,Kelompok-kelompok bidah yang terkenal di kalangan Ahlus
Sunnah wal Jamaah yang tidak menganut madzhab salaf antara lain kelompok:
Rafidhah, sampai orang awam tidak mengetahui syiar-syiar bidah kecuali
rafdl(menolak kepemimpinan khulafaur rasyidin selain Ali). Dan sunni menurut
istilah orang awam adalah orang yang bukan rafidhi ….Sehinga diketahui syiar
ahli bidah menolak madzhab Salaf. Oleh karena itu dalam risalah yang ditujukan
kepada Abdus bin Malik Imam Ahamad berkata,Asas sunnah menurut kami adalah
berpegang dengan apa yang dijalani sahabat Muhammad….
8. MEMVONIS
KAFIR ORANG YANG MENYELISIHI MEREKA TANPA DALIL
Dalam banyak tempat Syaikhul Islam menyebutkan tentang bantahan terhadap orang yang menvonis orang yang masih belum jelas kekafirannya,Pendapat ini tidak diketahui dari seorang sahabat, tabiin, yang mengikuti mereka dengan baik dan tidak pula dari salah satu imam tetapi ini termasuk salah satu pokok dari pokok-pokok ahli bidah yang membuat bidah dan menvonis kafir orang yang menyelisihi mereka semisal Khawarij, Mutazilah dan Jahmiah.
Beliau
berkata,Khawarij,Mutazilah, dan Rafidhah, menvonis kafir Ahlus Sunnah wal
Jamaah. Golongan yang belum mereka vonis kafir maka mereka vonis fasik.
Demikian juga mayoritas ahlul ahwa menvonis bidah dan kafir golongan yang menyelisihi
mereka berdasarkan logika semata.
Akan tetapi
Ahlus Sunnah adalah golongan yang mengikuti kebenaran dari rab mereka yang
dibawa oleh rasul-Nya,tidak menvonis kafir golongan yang menyelisihi mereka.
Mereka golongan yang paling tahu tentang kebenaran dan kondisi manusia.
Syaikh Abdul
Lathif bin Abdur Rahman Alu Syaikh ditanya tentang orang yang menvonis kafir
sebagian golongan yang menyelisihinya. Beliau menjawab,Jawabannya, Saya tidak
mengetahui sandaran ucapan itu. Berani menvonis kafir golongan lain yang
menampakkan keislaman tanpa dasar syari dan keterangan yang akurat menyeilisihi
manhaj para pakar ilmu agama dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jalan ini
adalah jalannya ahlul bidah dan orang-orang sesat.
Diambil dari
Mauqif Ahlus Sunnah wal Jama’ah min Ahlil Ahwa wal Bid’ah karya Dr. Ibrahim
Ruhaily.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar