Amandel
Seringkali orangtua bingung dalam menghadapi anaj yang
diadviskan untuk operasi amandel atau tonsilektomi. Bingung karena seringkali
terjadi perbedaan pendapat antara pendapat dokter anak yang seringkali
mengadviskan untuk menunda operasi karena berbagai alasan medis tetapi
sebaliknya pendapat dokter THT untuk segera melakukan operasi amandel segera
karena berbagai alasan medis yang lain. Kondisi ini wajar terjadi dalam setiap
keputusan dan tindakan dokter
seringkali banyak kasus terjadi perbedaan pendapat. Karena setiap kasus
berlatar belakang kondisi yang berbeda. Dalam melakukan tindakan medis dokter
selalu memakai indikasi medis dengan rujukan evidance base medicine (Kejadian
Ilmiah berbasis Bukti atau berdasar penelitian), kondisi pasien dan kepentingan
pasien. Menjadi tidak wajar apabila dalam tindakan medis bukan demi kepentingan
pasien tetapi demi kepentingan individu dokter. Seharusnya perbedaan pendapat
tersebut harus dikomunikasikan antara dokter anak dan dokter THT dengan baik.
Kalau perlu antara dokter anak dan dokter THT melakukan komunikasi langsung
baik lewat surat atau lewat kontak langsung. Namun hal ini seringkali tidak
dilakukan, yang terjadi malahan kedua pihak saling menyalahkan. Dokter Anak
menganggap dokter THT terburu-buru dalam melakukan tindakan operasi, tetapi
sebaliknya dokter THT bahkan ada yang mengatakan bahwa sebaiknya dokter anak
harus sering mengikuti seminar tentang ilmu THT. Fakta ini benar-benar
seringkali terjadi, justru malah merugikan pasien dan dokter saling mendiskriditkan
seringkali terjadi pada penderita Alergi.
Pada penderita alergi seringkali mengalami infeksi berulang karena bila alergi
tidak dikendalikan akanmengakibatkan daya tahan tubuh menurun dan mudah
terserang infekasi saluran naas khususnya tonsilitis atau amandel. Bila infeksi
batuk, pilek atau demam seringkali berulang setiap bulan atau bahkan sebulan
dua kali, maka akibat yang paling sering terjadi adalah tonsil membesar atau
yang seringkali disebut amandel hingga mengganggu pernapasan dan gangguan tidur.
Pada banyak kasus, saat alergi dikendalikan maka daya tahan tubuh membaik
sehingga resiko untuk terjadi infeksi saluran anapas atas baik berupa batuk,
pilek, demam (infeksi tenggorok, tonsilitis dan sebagainya) akan semakin
berkurang. Sebaliknya bila alergi sulit dikendalikan maka infeksi berulang akan
seriung terjadi mengakibatkan salah satunya tonsil membesar (amandel), resiko
sinuitis meningkat dan resiko otitis media juga meningkat.
Tonsilitis atau Penyakit Amandel
Tonsilitis atau kalangan masyarakat awam menyebut dengan istilah penyakit
Amandel. Tonsillitis adalah infeksi (radang) tonsil (amandel) yang pada umumnya
disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri dan virus). Terbanyak dialami oleh
anak usia 5-15 tahun. Tonsillitis, berdasarkan waktu berlangsungnya (lamanya)
penyakit, terbagi menjadi 2, yakni Tonsilitis akut dan Tonsilitis kronis.
Dikategorikan Tonsilitis akut jika penyakit (keluhan) berlangsung kurang dari 3
minggu. Sedangkan Tonsilitis kronis jika infeksi terjadi 7 kali atau lebih
dalam 1 tahun, atau 5 kali selama 2 tahun, atau 3 kali dalam 1 tahun secara
berturutan selama 3 tahun. Adakalanya terdapat perbedaan penggolongan kategori
Tonsilitis akut dan Tonsilitis kronis.
Tonsilektomi adalah operasi pengangkatan tonsil/mandel/amandel. Operasi ini
merupakan operasi THT-KL yang paling sering dilakukan pada anak-anak. Para ahli
belum sepenuhnya sependapat tentang indikasi tentang tonsilektomi, namun
sebagian besar membagi alasan (indikasi) tonsilektomi menjadi: Indikasi absolut
dan Indikasi relatif.
Tonsilektomi merupakan pembedahan yang paling banyak dan biasa dilakukan di
bagian THT (Telinga, Hidung dan Teng-
gorok), oleh karena itu sering dianggap sebagai pembedahan kecil saja. Tetapi
bagaimanapun juga, tonsilektomi adalah suatu pembedahan yang merupakan tindakan
manipulasi yang dapat menimbulkan trauma dengan risiko kerusakan jaringan.
Komplikasi mulai dari yang ringan bahkan sampai mengancam kematian atau gejala
subyektif pada pasien berupa rasa nyeri pasca bedah dapat saja terjadi.
GEJALA DAN TANDA
Keluhan
yang dapat dialami penderita Tonsilllitis, antara lain:
• Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di tenggorokan (leher)
• Nyeri saat menelan (nelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi
malas makan.
• Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga.
• Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot.
• Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri
perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di sekitar leher.
• Adakalanya penderita tonsilitis (kronis) mendengkur saat tidur (terutama jika
disertai pembesaran kelenjar adenoid (kelenjar yang berada di dinding bagian
belakang antara tenggorokan dan rongga hidung).
• Pada pemeriksaan, dijumpai pembesaran tonsil (amandel), berwarna merah,
kadang dijumpai bercak putih (eksudat) pada permukaan tonsil, warna merah yang
menandakan peradangan di sekitar tonsil dan tenggorokan.
Tentu tidak semua keluhan dan tanda di atas diborong oleh satu orang penderita.
Hal ini karena keluhan bersifat individual dan kebanyakan para orang tua atau
penderita akan ke dokter ketika mengalami keluhan demam dan nyeri telan.
PENCEGAHAN
Tak ada cara khusus untuk mencegah infeksi tonsil (amandel). Secara umum
disebutkan bahwa pencegahan ditujukan untuk mencegah tertularnya infeksi rongga
mulut dan tenggorokan yang dapat memicu terjadinya infeksi tonsil. Namun
setidaknya upaya yang dapat dilakukan adalah:
• Mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran mikro-organisme
yang dapat menimbulkan tonsilitis.
• Menghindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan, setidaknya hingga 24
jam setelah penderita infeksi tenggorokan (yang disebabkan kuman) me
Tidak ada komentar:
Posting Komentar