BAHAYA
BID’AH BAGI PELAKUNYA
>
Amalan-amalannya tidak di terima
terdapat
beberapa nash yang menyatakan bahwa ibadah ahli bid’ah tidak di terima oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Diantarannya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
: katakanlah: “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orangyang
paling merugi perbuatannya. “yaitu orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.(Al-kahfi:103-104).
Imam Ibnu
Katsir berkata: ” Karena Sesungguhnya ayat ini adalah makiyah (turun sebelum
peristiwa hijrah dari makkah ke madinah) , sebelum berbicara terhadap
orang-orang yahudi dan nashara, dan sebelum adanya al-hawarij (kaum pertama
pembuat bid’ah) sama sekali. Sesungguhnya ayat ini umum meliputi setiap orang
yang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan jalan yang tidak di
ridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala , dia menyangka bahwa dia telah berbuat benar
didalam ibadah tersebut padahal dia telah berbuat salah dan amalannya
tertolak.” (Tafsir Al-Qur’annil Azhim)
> Pelaku
bid’ah semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
Diriwayatkan
dari Al-hasan bahwa dia berkata : “shahibu (pelaku) bid’ah, tidaklah dia
menambah kesungguhan, puasa, dan shalat, kecuali dia semakin jauh dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Dan dari
Ayyub As-Sikhtiyani, dia berkata: “tidaklah pelaku bid’ah menambah kesungguhan
kecuali dia semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .” Pernyatan tersebut
diisyaratkan kebenarannya oleh sabda Rasulullah rtentang khawarij: “satu kaum
akan keluar di dalam ummat ini yang kamu meremehkan shalat kamu di bandingkan
dengan shalat mereka, mereka membaca Al-Qur’an tetapi tidak melewati
kerongkongan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana melesatnya anak
panah dari sasarannya.”(HR. Bukhari)
Asy-Syatibi
berkata: “pertama beliau (Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam pent.)
menjelaskan tentang kesungguhan mereka, kemudian beliau menjelaskan tentang
jaunya mereka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .(Al-I’tisham I/156)
>
Menangguh dosa bid’ah dan dosa-dosa orang yang mengamalkannya sampai hari
kiamat.
Dalam hal
ini Nabi Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda : “Barang siapa yang menyeru
kepada petunjuk , maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala yang
mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan
barang siapa yang menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa-dosa
orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka
sedikitpun.”(HR. Muslim)
Sedangkan
bid’ah merupakan kesesatan sebagaimana yang telah di katakan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alahi wa Sallam. Inginkah ahli bid’ah menanggung seluruh dosa
orang-orang yang mengiutinya sampai hari kiamat?! Tidakkah hadis Rasulullah
Shallallahu ‘Alahi wa Sallam ini menghentikan mereka!?.
> Pelaku
bid’ah memposisikan dirinya pada kedudukan menyerupai pembuat syari’at
Hal ini
karena pembuat syari’at (Allah Subhanahu wa Ta’ala ) telah membuat
peraturan-peraturan kemudian mewajibkan makhluk untuk melaksanakannya, sehingga
dia sendirian dalam hal ini. Dialah yang membuat keptutusan tentang apa yang di
perselisihkan oleh makhluk. Karena jika pembuatan peraturan-peraturan itu mampu
di lakukan oleh Manusia, niscaya agama yang berisi peraturan-peraturan itu
tidak di turunkan oleh Allah, para Rasul tidak perlu di utus, dan tidak ada
lagi perselisihan di kalangan Manusia. maka orang-orang yang mengadakan
perkara-perkara baru di dalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala itu berarti dia
telah menempatkan dirinya sebanding dengan pembuat syari’at. Yaitu dia membuat
peraturan bersamaan dengan pembuat syari’at dan telah membuka pintu
perselisihan, serta menolak maksud atau tujuan pembuat syari’at di dalam
kesendiriannya dalam membuat syari’at (peraturan).(Al-I’tisham I/66)
> Pelaku
bid’ah akan di usir dari telaga Rasululah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam pada
hari kiamat
Rasululah
Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda: “Sesung-guhnya aku mandahului dan
menanti kamu di telaga. Barang siapa yang melewatiku niscaya dia minum, dan
barang siapa yang minum niscaya dia tidak akan haus selama-lamanya.
Sesungguhnya sekelompok orang akan mendatangiku, aku mengenal mereka, dan
mereka mengenalku, kemudian dihalangi antara aku dengan mereka, maka aku
berkata: “Sesungguhnya mereka dari pengikutku” tetapi di jawab “Sesungguhnya
engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan secara baru setelahmu.” Maka
aku (Nabi Shallallahu ‘Alahi wa Sallam) berkata: “jauh ! jauh!! Bagi
orang-orang yang merubah agama setelahku.” (HR. Bukhari -Muslim)> Pelaku
bid’ah diancam dengan laknat Allah
Dari
Ibrhahim At-taimi dia berkata: “Bapakku telah menceritakan kepadaku, dia
berkata: Ali Radhiallahu wa Anhu berkhutbah kepada kami di atas mimbar dari
batu bata dan beliau membawa sebuah pedang, yang pada pedang tersebut terdapat
sebuah lembaran yan tergantung, kemudian Ali berkata: “Demi Allah Subhanahu wa
Ta’ala kami tidak mempunyai kitab yang di baca kecuali kitab Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan apa yang ada di lembaran ini.” Kemudian Ali membukanya, maka didalam
lembaran itu tertulis:…maka barang siapa yan membuat perkara-perkara baru
(bid’ah) di madinah niscaya dia mendapatkan laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
malaikat-malaikatnya dan seluruh Manusia.” (Bukhari no. 7300 dan Muslim no.
1730).> Pintu taubat hampir-hampir terkunci bagi shahibu (ahli) bid’ah
Hal ini
disebutkan dalam beberapa hadist antara lain: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala menghalangi taubat dari setiap shahibu bid’ah sampai ia meninggalkan
bid’ahnya (Shahih At-Tarhib I/97 dan Zhilalul Jannah : 21 oleh Imam Al-Albani).
Sesungguhnya ahli bid’ah tidak mendapakan taufik (bimbingan) untuk bertaubat.
Sehingga taubat itu sama sekali tidak terjadi pada mereka kecuali jika
dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah makna yang benar, dan tidak
ada keraguan padanya.Karena telah ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan
perkataan para salaf ini serta kenyataan para Ahli bid’ah itu sendiri. Hal ini
sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Hasan Al-Basri : “Allah Subhanahu wa
Ta’ala enggan mengizinkan taubat bagi Ahli bid’ah” (HR. Al-Lalikai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar